Manokwari, – Gebrakan Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan membawa tren positif pada produksi beras ditanah air.
Peningkatan produksi melalui berbagai program utama Kementerian Pertanian menghasilkan kebijakan penting yang membawa angin segar bagi petani. Dimana pemerintah memutuskan untuk menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap gabah kering dan jagung.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan harga jual gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 dan jagung Rp5.000 menjadi Rp5.500.
“Kebijakan tersebut sebagai upaya dari Presiden Prabowo agar para petani tidak merugi akibat harga jual produksi pertanian menjadi rendah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti agar petani dapat memanfaatkan hal ini untuk meningkatkan produksi padi nasional.
Kebijakan tersebut turut memicu harga penjualan di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Saat di jumpai lapangan Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mulya Bersama Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Carko menyampaikan perkembangan harga beras dari petani kini sebesar Rp12.800, (13/01/2025)
“Saat ini, rata-rata petani sudah memilih untuk menjual gabah yang sudah digiling dengan harga Rp12.800 atau kenaikan 60% dari harga Gabah Kering Panen (GKP)”, jelas Carko.
Ia menyebutkan bahwa Bumdes Mulya Bersama bergerak untuk membantu hilirisasi pertanian di Kabupaten Manokwari. Ruang lingkup kerja Bumdes yang dijalankan meliputi wilayah transmigrasi Satuan Pemukiman (SP) 1 hingga SP 10.
Direktur Polbangtan Manokwari, O’eng Anwarudin menyampaikan bahwa penetapan harga gabah diharapkan memberi kepastian harga untuk petani. Hal ini dapat menjadi jaminan untuk petani pada saat panen raya tiba sebentar lagi. Dengan demikian petani dapat menikmati harga yang layak.
“Kebiasaan sebagian besar petani di wilayah Manokwari menjual gabah yang sudah diolah dalam bentuk beras sehingga diharapkan dapat menambah nilai jual dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” ungkap O’eng. (***/ADV/PI)